A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Saturday, March 17, 2018

Akankah Turki Memimpin Tentara Islam Akhir Zaman Melawan Israel dan Amerika Serikat?


Akankah Turki Memimpin Tentara Islam Akhir Zaman Melawan Israel dan Amerika Serikat?


Sebuah studi baru-baru ini oleh sebuah organisasi analisis Timur Tengah yang berbasis di Washington DC mengungkapkan bahwa seruan presiden Turki memanggil 57 negara untuk bergabung bersama-sama untuk membentuk aliansi tentara Islam anti-Israel, dapat menciptakan kekuatan militer terhebat di planet ini. Seorang pakar Israel tentang Islam menyatakan dengan tegas, “Jangan salah; ini adalah perang,” dan dia juga menekankan bahwa seruan jihad ini termasuk ancaman langsung terhadap AS.
Sebuah laporan pada hari Rabu oleh Middle East Media Research Institute (MEMRI) menyelidiki sebuah artikel yang dipublikasikan bulan Desember di harian Turki, Yeni Şafak, sebuah saluran media yang berafiliasi dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan partainya, AKP, yang berkuasa. Artikel berjudul, “Seruan untuk Tindakan Darurat,” yang juga muncul di situs surat kabar tersebut berjudul, “Bagaimana jika Tentara Islam Dibentuk Melawan Israel?” memanggil 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI ) untuk membentuk aliansi “Tentara Islam” untuk mengepung dan menyerang negara Israel. Artikel tersebut membahas secara spesifik, menjelaskan secara detail bagaimana tentara semacam itu dapat menguasai Negara Yahudi, yang secara profetik sudah dinubuatkan dalam Kitab Suci sebagai Perang Gog dan Magog.
Yehezkiel 38:15,16 Engkau (Gog) akan datang dari tempatmu di sebelah utara, engkau dan dengan banyak bangsa besertamu, semua yang menunggang kuda, suatu kumpulan yang besar, dan suatu pasukan yang kuat. Engkau akan datang atas umat-Ku Israel seperti segumpal awan, menutupi negeri itu. Dan akan terjadi pada hari-hari terakhir, Aku akan membawa engkau ke atas tanah-Ku (Israel), supaya bangsa-bangsa mengenal Aku, ketika Aku dikuduskan melalui engkau di depan mata mereka, hai Gog.
Aliansi Gog dan Magog meliputi banyak bangsa, termasuk Turki yang dalam Alkitab disebut Bet-Togarma (Turki, Armenia). Bangsa-bangsa lainnya antara lain Magog-Rosh (Rusia), Persia (Iran), Kush (Ethiopia, Sudan), Put (Libya, Tunisia, Algeria), Gomer, Meshek, Tubal, dan banyak lagi.
gog-magog-map
Yang dulunya hangat, hubungan antara Turki dan Israel kini telah menjadi goyah dalam dekade terakhir. Tapi panggilan untuk melakukan perang agama melawan Israel ini merupakan perkembangan yang relatif baru. Perbedaan-perbedaan politik antara kedua negara ini telah mencapai nuansa religius global pada bulan Mei lalu ketika Erdogan memanggil umat Islam untuk membanjiri Gunung Bait Suci.
“Setiap hari ketika Yerusalem berada di bawah pendudukan [Yahudi] merupakan sebuah penghinaan bagi kita,” kata Erdogan dalam Forum Internasional untuk Waqf al-Quds di Istanbul.
Artikel di Yeni Şafak menjelaskan bagaimana kampanye militer Islam Erdogan melawan Israel akan dijalankan, dengan menyebutkan detail-detail logistik yang menggambarkan Tentara Islam ini sebagai tak terkalahkan.
“Jika negara-negara OKI bersatu dan membentuk sebuah kekuatan militer bersama, ini akan menjadi aliansi tentara terbesar di dunia,” kata artikel tersebut. “Jumlah penduduk negara-negara ini adalah 1.674.526.931. Jumlah tentara yang aktif bertugas di negara-negara ini setidaknya 5.206.100. Anggaran pertahanan militer [keseluruhan] mereka, sebesar USD 174.728.420, juga layak untuk ditekankan.”
“Sedangkan untuk Israel, ini jauh lebih rendah,” lanjut artikel tersebut. “Penduduk negara ini, yang berusaha menduduki Yerusalem sementara dikelilingi negara-negara Muslim, adalah 8.049.314. Perhatikan juga bahwa populasi penduduk Istanbul sendiri melebihi 14 juta. Jumlah tentara yang bertugas aktif dalam pasukan pendudukan [Israel] adalah 160.000, dan anggaran pertahanan [Israel] sekitar USD 15.600.000.000.
Sebagai perbandingan, militer AS memiliki 1.281.900 tentara aktif, kurang dari seperempat dari Tentara Islam yang diusulkan. Anggaran militer AS, yang merupakan terbesar di dunia dibandingkan negara mana pun, sekitar USD 580 miliar dan 30 kali lipat lebih tinggi dari Tentara Islam yang diusulkan.

israel-islam-alliance
Perbandingan militer Negara-negara Islam vs Israel

Artikel tersebut juga menggambarkan detail-detail rencana pertempuran, dengan Turki sebagai markas besar, dan menekankan bahwa tentara Turki adalah yang terbesar nomor tujuh di dunia dan yang terbesar nomor dua di Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Rabbi Pinchas Winston, seorang penulis akhir zaman, mengatakan bahwa menurut sumber-sumber spiritual Yahudi, aliansi Islam Erdogan lebih dari sekedar ancaman langsung bagi AS,
“Zohar menyatakan bahwa konflik akhir zaman akan dimulai dengan sebuah konfrontasi antara Ishmael, yang diwakili hari ini oleh dunia Islam, dan Esav (Esau), yang diwakili oleh aspek-aspek Amerika dan negara-negara Eropa lainnya.”
“Sayangnya, Zohar menyatakan bahwa Esav akan kalah dalam perang ini, yang kemudian akan menjadi perang antara Ishmael dan Ya’akov, yang diwakili oleh Israel.”
Sebagai anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Turki secara teknis adalah sekutu AS, namun perkembangan terakhir di Syria telah membuat konfrontasi AS-Turki tampak lebih mungkin terjadi. Pada bulan Januari, Turki melancarkan serangan ke Syria, yang diklaim Istanbul menargetkan pasukan Kurdi anti-Turki di perbatasan Syria. Serangan ini mendesak ke timur, menempatkan pasukan Turki dalam posisi berdekatan yang tidak nyaman dengan pasukan AS di Manjib.
Resiko yang sangat nyata dari sebuah konfrontasi bersenjata antara kedua tentara NATO ini ditangani dengan cara yang sangat agresif, yang biasanya tidak terlihat dalam hubungan di antara sekutu. Situasi ini semakin diperumit oleh dukungan militer AS untuk milisi Kurdi di masa lalu.
Dua minggu lalu, Gedung Putih memperingatkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa seandainya pasukan AS di Syria terancam, mereka akan balas menembak. Erdogan menjawab, “Mereka yang mengatakan bahwa mereka akan merespons jika tertembak, belum pernah merasakan tamparan Ottoman.”
“Tamparan Ottoman” adalah teknik pertarungan legendaris Turki yang menggunakan pukulan tangan terbuka yang jika dilakukan dengan benar, diklaim bisa berakibat fatal.
Dari halaman Wikipedia tentang “Tamparan Ottoman”,
Itu digunakan ketika seorang tentara kehilangan/menjatuhkan senjatanya dan ada dalam pertempuran jarak dekat dengan musuh. Itu bisa dilakukan dengan kedua sisi tangan dan itu bisa melumpuhkan, bahkan membunuh korbannya. Itu juga digunakan untuk menghentikan kuda. Teknik ‘tamparan’ ini berkembang seiring waktu. Tentara-tentara yang di garis depan, tentara azab, biasa berlatih dengan menampar marmer berminyak ratusan kali setiap hari, dan akibatnya mereka memiliki tangan dan lengan yang sangat kuat. Para “penampar” yang terbaik biasanya adalah tentara Başıbozuk, yang merupakan anggota militer tidak lazim yang terdiri dari orang-orang sukarelawan. Kata itu secara harfiah berarti tidak lazim, tapi juga memiliki konotasi seperti orang “gila”.
Dr. Mordechai Kedar, seorang dosen senior di Departemen Arab di Universitas Bar-Ilan, percaya bahwa ancaman Erdogan harus dianggap serius.
“Dalam bahasa Islam, pesan itu tertanam dalam kode-kode,” kata Dr. Kedar.
“Saat ini, belum ada yang namanya Tentara Islam. Tapi panggilan untuk membentuk aliansi tentara ini adalah seruan untuk berjihad melawan siapa pun yang menentang pandangan-pandangan mereka, yang, untuk saat ini, terfokus pada Yerusalem. Ini termasuk panggilan melawan Amerika. Dia tidak secara eksplisit menyerukan perang melawan Amerika, karena itu akan membuka Pintu-pintu Gerbang Neraka di atas kepalanya.”
Meskipun demikian, Dr. Kedar mengatakan bahwa pesan kepada dunia Islam ini sudah jelas.
“Tidak perduli apa pun yang dia katakan,” kata Dr. Kedar. “Orang-orang Muslim mendengar pesan bahwa mereka sedang berperang melawan Amerika, dan dia sangat jelas tentang bagaimana ancaman ini harus ditangani.”
“Jika AS mengalah kepada ancaman Islam, mereka akan habis,” lanjutnya. “Mereka memperlakukan Anda dengan serius hanya jika Anda terlalu berbahaya bila dihadapi. Dan mereka tahu Donald Trump itu berbahaya.”
Rencana-rencana yang digambarkan dalam artikel Turki untuk terbentuknya Tentara Islam sedang dijalankan.
“Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Malaysia [Hishammuddin] Hussein menggambarkan pengakuan Trump [terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel] sebagai pukulan bagi umat Islam,” kata artikel tersebut, menambahkan, ‘‘Angkatan bersenjata Malaysia siap untuk memenuhi tugas mereka mengenai Yerusalem.”
“Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah meluncurkan serangkaian kolaborasi dengan negara-negara anggota [OKI]. Latihan gabungan militer bersama tetangga Irak kami, menyampaikan pesan yang jelas kepada para teroris, dan Turki [juga] terlibat dalam kolaborasi baru dengan Qatar, Somalia dan negara-negara Teluk dan Afrika lainnya. Dalam konteks ini, harus digarisbawahi bahwa Turki mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan model ‘Tentara Islam’, yang membentuk aliansi-aliansi dengan banyak negara Muslim untuk meningkatkan mobilitas militernya.”
Dr. Efrat Aviv, seorang spesialis tentang Turki dan dosen di departemen Studi Timur Tengah di Universitas Bar Ilan, melihat konflik Turki dengan AS sebagai sesuatu yang terpisah dari konflik Turki dengan Israel.
“Sebagai seorang pemimpin Muslim, Erdogan mendukung klaim Palestina terhadap Yerusalem, namun masalah yang dihadapi Turki dengan Amerika jauh lebih dalam ketimbang dukungan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel,” kata Dr. Aviv. Dia merujuk sebuah kasus pada tahun 2014 di mana tentara AS yang mengunjungi Turki dipukuli oleh kerumunan orang di jalan-jalan di Istanbul. “Sentimen anti-Amerika sama dalamnya dengan sentimen anti-Israel.”
“Sekarang ini, juga ada kesulitan dari dukungan AS untuk Kurdistan, yang sepenuhnya terputus dari Israel,” tambahnya.
Dr. Aviv juga mencatat bahwa AS telah menolak permintaan Turki untuk mengekstradisi Fethullah Gülen, seorang pengkhotbah Muslim Turki yang tinggal di pengasingan di Pennsylvania. Gülen dulunya sekutu dekat Erdogan, namun sekarang ada dalam daftar teroris yang paling dicari Turki, sebuah klaim yang ditolak pemerintah AS.
“Israel dan Turki telah berhasil mengatasi perbedaan-perbedaan religius mereka di masa lalu,” kata Dr. Aviv. “Tapi perbedaan-perbedaan antara AS dan Turki, dan yang berakibat sentimen anti-Amerika di Turki, tidak ada yang tahu bagaimana cara mengatasinya. Dan itu ada dalam bahaya yang semakin besar.”
Panggung perang besar di tanah Israel sedang disiapkan, seperti yang banyak dinubuatkan dalam ayat-ayat Alkitab, Perang Gog dan Magog: perang final Akhir Zaman, ketika segala bangsa-bangsa (kol hagoyim) di dunia datang melawan Israel untuk membinasakan orang-orang Yahudi, yang akan terjadi sebelum Mesias datang untuk membebaskan/menebus (geula) orang-orang Yahudi. Peristiwa ini juga dikenal dalam Kitab Wahyu sebagai Perang Harmageddon, yang terjadi pada akhir 7 tahun Masa Kesusahan, ketika Antikristus dan pasukannya datang berkumpul di Har-Megiddo (Gunung Megiddo) untuk memerangi Israel. Pada waktu itu Tuhan Yeshua akan datang untuk membinasakan Antikristus dan pasukannya, pada Hari YAHWEH yang besar dan dahsyat itu. Perang besar ini menjadi topik utama dalam pemahaman Akhir Zaman tiga agama Abrahamik besar: Yahudi, Kristen dan Islam.
sumber: https://harituhan.wordpress.com/2018/03/17/akankah-turki-memimpin-tentara-ishmael-akhir-zaman-melawan-israel-dan-amerika-serikat/

Nubuat Akhir Zaman Menggambarkan Turki Memimpin Ishmael dalam Perang Final di Yerusalem

Minggu lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengangkat dirinya sendiri sebagai seorang pemimpin dalam Hari-hari Akhir, dengan menyerukan agar umat Islam bersatu demi merebut Yerusalem. Pernyataan Erdogan yang mengejutkan ini bisa jadi merupakan seruan yang menggerakkan dunia Ishmael demi peperangan ketiga dan yang terakhir di Yerusalem sebelum kedatangan Messias.
Pada hari Senin, 8 Mei 2017 saat upacara pembukaan Forum Internasional Waqf Al-Quds (persekutuan Islam) di Istanbul, Erdogan memanggil jutaan umat Islam untuk naik menduduki Gunung Bait Suci, dengan menyerukan, “Setiap hari ketika Yerusalem berada di bawah pendudukan, merupakan penghinaan kepada kita.”
Rabbi Berger, rabbi Makam Raja Daud di Gunung Zion, percaya bahwa seruan Erdogan kepada umat Islam didasarkan pada nubuat Yahudi yang sudah ada sebelum lahirnya Islam.
“Erdogan menggenapi nubuatan sebagai pemimpin dari negaranya,” kata Rabbi Berger, “Sama seperti Firaun di Mesir.”
Rabbi Berger menceritakan sebuah nubuatan yang ditulis dalam Pirkei De Rebbe Eliezer, sebuah kumpulan tafsir Alkitab yang diyakini disusun pada abad ketujuh. Dia menjelaskan bahwa menurut nubuat, “anak-anak Ishmael“, yang diidentifikasi oleh rabbi sebagai bangsa-bangsa Islam, akan berperang melawan “Edom“, yang oleh rabbi diidentifikasi sebagai bangsa-bangsa Barat/Kristen. Sesudah perang ini, anak-anak Ishmael akan menjalankan tiga peperangan melawan orang-orang Yahudi yang berpusat di sekitar Yerusalem.
Pirkei de Rebbe Eliezer mencatat sebuah nubuat tentang 15 cara anak-anak Ishmael akan menyengsarakan anak-anak Israel pada Akhir Zaman.
Dalam 15 daftar kesengsaraan yang akan ditanggungkan anak-anak Ishmael kepada anak-anak Israel adalah nubuat bahwa mereka akan mendirikan sebuah bangunan di Gunung Bait Suci, yang akhirnya mereka lakukan dengan mendirikan masjid Al Aqsa pada abad ke-8. Lainnya dari 15 cara anak-anak Ishmael akan menyengsarakan orang-orang Yahudi adalah bahwa “kebohongan akan berlipat ganda dan kebenaran akan disembunyikan”.
Ishmael, anak sulung Abraham, adalah seorang nabi penting dalam Islam. Orang-orang Muslim menganggap Ishmael sebagai leluhur Muhammad secara khusus, juga sebagai leluhur dari beberapa suku Arab yang penting. Meskipun ada orang-orang Kristen Arab dan Muslim non-Arab, secara umum, Yudaisme memandang Ishmael sebagai bapak Islam.
“Rabbi Ishmael (Imam Besar) berkata, ‘Tiga kekacauan perang oleh anak-anak Ishmael ditakdirkan untuk dilakukan di Israel pada Akhir Zaman’,” bunyi nubuatan tersebut, mengutip sebuah ayat di dalam Yesaya.
Yesaya 21:13-17 (ILT)
  1. Pesan ilahi mengenai Arab. “Kamu akan tinggal di hutan Arab, hai kafilah-kafilah Dedan.
  2. Kamu yang mendiami Negeri Tema, bawakan air untuk menemui orang yang haus. Dengan rotinya, mereka telah menjumpai yang melarikan diri.
  3. Sebab mereka telah lari dari hadapan pedang, dari hadapan pedang yang terhunus, dan dari hadapan busur yang diregang, dan dari peperangan yang hebat.
  4. Sebab beginilah Tuhan telah berfirman kepadaku: Dalam setahun lagi, seperti tahun-tahun seorang upahan, semua kemuliaan Kedar akan berakhir;
  5. dan sisa dari bilangan para pemanah, para pahlawan bani Kedar, akan menjadi sedikit. Demikianlah YAHWEH, Elohim Israel, telah berfirman.”
Nubuatan itu berlanjut, “Dan dari situlah, Messias dari Keluarga Daud akan bertumbuh, dan Dia akan menyaksikan kehancuran mereka, dan kemudian Dia akan datang ke Israel.”
Rabbi Berger menjelaskan bagaimana nubuatan tersebut, yang ditulis ratusan tahun sebelum Muhammad mendirikan Islam, terkait dengan peristiwa-peristiwa saat ini.
Mengutip sebuah penjelasan dari sarjana Yahudi yang dikenal sebagai Ba’al ha-TurimRabbi Jacob ben Asher, yang lahir di Jerman 700 tahun yang lalu, dituliskan, “Ketika Ishmael akan jatuh pada Akhir Zaman, Mashiach ben David (Messias Anak Daud) akan berkuasa.”
“Perangan antara Islam dan Kristen telah berlangsung selama beberapa waktu sekarang ini, di Eropa dan Amerika,” kata Rabbi Berger. Dia menyebutkan dua intifada yang telah diderita Israel, yang pertama dari tahun 1987-1993 dan yang kedua dari tahun 2000-2005, sebagai dua perang pertama yang disebut nubuatannya.
“Erdogan baru saja mengumumkan perang ketiga dan yang terakhir bagi Yerusalem seperti yang dinubuatkan dalam nubuat tersebut,” kata Rabbi Berger.
Dia mencatat bahwa meskipun Erdogan tampaknya bukan pemimpin Arab yang natural untuk mempersatukan umat Muslim, dia telah menyentuh pesan universal dengan mentargetkan Yerusalem yang dalam arti tertentu, akan “membangkitkan” keinginan untuk menggenapi nubuat tersebut.
“Dunia Islam sedang berperang di antara mereka sendiri dan Erdogan bukanlah pemimpin besar Islam,” kata Rabbi Berger. “Tapi seruannya untuk bersatu dalam perjuangan merebut Yerusalem akan bergaung di kalangan umat Islam, karena ini adalah panggilan yang sudah lama mereka tunggu-tunggu. Itu sudah tertulis di dalam jiwa mereka.”
Peperangan Islam demi merebut Yerusalem juga dinubuatkan di dalam Zohar, tulisan dasar spiritualisme Yahudi. Ada tertulis dalam Zohar bahwa dalam siklus keenam 1.000 tahun, “akan ada proses spiritual 70 hari”, yang “akan mengembalikan Torah kepada Musa”. Sesudah itu, “suatu teriakan besar yang hebat akan naik ke hadapan Elohim dari Israel karena penderitaan.” Kemudian Zohar (Vayera 1:119a) menubuatkan sebuah perang multinasional demi merebut Yerusalem yang dipimpin oleh Islam, yang mendasarkan nubuat ini pada sebuah ayat di dalam pasal terakhir Kitab Zakharia.
Zakharia 14:2 (ILT) Dan Aku akan mengumpulkan semua bangsa ke Yerusalemuntuk peperangan. Dan kota itu akan direbut, dan rumah-rumah akan dijarah, dan wanita-wanita akan diperkosa, dan setengah dari kota itu akan keluar ke pembuangan, tetapi sisa dari umat itu tidak akan diangkut dari kota itu.”
Profesor Ze’ev Maghen dari Pusat Studi Strategis Begin-Sadat (BESA) menjelaskan bahwa Turki juga memiliki kepentingan politik yang kuat di Yerusalem dan berkaitan dengan hubungan historis antara kedua wilayah tersebut.
“Harus diingat bahwa Erdogan mewarisi gelar pemimpin Kekaisaran Ottoman, yang memerintah atas Yerusalem dan tempat-tempat sucinya, secara politis dan religius, selama 400 tahun,” kata Dr. Maghen. “Bagaimana pun juga, Erdogan adalah seorang Islamis, dan Yerusalem adalah kota tersuci ketiga dalam Islam.”
Profesor Ze’ev Maghen menjelaskan bahwa sebagai pemimpin inkarnasi Kekaisaran Ottoman saat ini, Erdogan memandang  bahwa adalah tugasnya untuk memimpin peperangan Islam menuju ke Yerusalem.
“Karena Arab Saudi sebagai pemimpin Sunni Wahabisme memerintah atas kota suci Mekkah, adalah hal wajar bahwa panggilan perang akan berpusat kepada Yerusalem,” kata Dr. Maghen. “Karena alasan itu, Iran mengadakan Hari Yerusalem.”
Iran meresmikan ‘Hari Quds’ (Quds: Yerusalem) pada tahun 1979 sebagai hari libur tahunan yang diadakan pada hari terakhir puasa Ramadhan. Hal ini dimaksudkan sebagai perlawanan langsung terhadap perayaan Hari Yerusalem (Yom Yerushalayim) di Israel. Pada awal berdirinya, Ayatollah Khomeini, pemimpin spiritual Iran, menyatakan bahwa “pembebasan” Yerusalem merupakan tugas religius bagi seluruh umat Islam.
Intinya, Dr. Maghen menyimpulkan, “Seruan Erdogan untuk menyatukan dunia Islam dalam peperangan untuk Yerusalem berawal dari Raja Suleiman yang Besar, yang menjadi peperangan 200 tahun melawan Tentara Salib Kristen.”

No comments:

Post a Comment

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...